Sejarah Desa

Asal Usul Desa Jambangan

 

Apalah arti sebuah nama, ungkapan ini sempat populer dan menjadi semacam ”Acuan Pandang“ terhadap pemikiran mereka yang tak selalu mendahulukan nama, ketimbang apa yang diperbuat bagi seseorang. Namun demikian bagi keberadaan Desa, dapat dipastikan ungkapan ini tidak berlaku. Dengan demikian muncullah sebuah pertanyaan, apa arti pentingnya nama bagi sebuah desa?

Desa adalah satu kesatuan wilayah terkecil dari struktur pemerintahan dinegara kita, sehingga nama desa merupakan hal yang penting,sebab dengan mengenal atau mengetahui nama desa, akan diketahui keadaan ekonomi, sosial, budaya, struktur pemerintahan dan yang paling penting adalah Identitas Desa itu sendiri, yang ditandai dengan ciri khas budaya dan adat istiadat yang berbeda dari desa lainnya.

Dari hasil penelusuran ke masyarakat tidak dapat diperkirakan kapan awal  terbentuknya Desa Jambangan. Namun asal kata Desa Jambangan, dapat ditelusuri dari berbagai narasumber, Menurut keterangan salah satu sesepuh desa, asal mula Desa Jambangan adalah Desa Sumbersari, sebab waktu itu pusat pemerintahan ada di sumbersari dan bagaimana nama sumbersari berubah menjadi Jambangan dan akhirnya jambangan menjadi pusat pemerintahan? Diawali dengan kondisi Jambangan waktu itu yang masih berupa hutan, ada pohon jambu yang melintang dijalan, yang dalam bahasa jawanya disebut Jambu Malang, kemudian setiap ada orang yang lewat jalan selalu berpesan hati –hati kalau lewat Jambu Malang, sebab disitu ada harimau, hal semacam itu ini sering diucapkan orang, sehingga dikenal sebagai desa “ Jambu Malang “. Sebutan desa Jambu Malang berlangsung beberapa tahun, lalu apa hubungannnya dengan nama Desa Jambangan….? Nama Jambangan berasal dari kata Jambangan, yaitu tempat untuk mencampur warna pada pembuatan kain batik,

Jambangan ini ditemukan disekitar Dusun Jegong sekarang, yang ceritanya muncul secara tiba – tiba, lalu dari kata jambangan ini orang sering menyebutnya, dan akhirnya berubah menjadi Jambangan, sehingga sebutan Desa Jambu Malang berubah menjadi Desa Jambangan.

Ada beberapa tempat yang erat hubungannya dengan berdirinya Desa Jambangan yang sekarang keberadaannya masih dilestarikan; yaitu :

    1. PIPISAN.

Disebut Pipisan Karena waktu membuka hutan ( babat Alas ) ditemukan seperangkat alat untuk membuat jamu ( Pipisan ) dan penunggu tempat ini bernama Siti Muninggar dan setiap tahun kalau ada acara Bersih Desa selalu diadakan Pagelaran Tayub Meskipun Hanya Sebentar.

    1. GUNUNG AGLIK.

Tempat ini sering dipakai sebagai acara barikan ( Kirim Do’a Untuk Arwah Leluhur Desa ) pada acara Bersih Desa. Gunung Aglik yang letaknya sekitar 500 meter sebelah selatan balai desa merupakan bukit yang menjadi batas antara dusun Krajan dan dusun Jegong. Pada setiap prosesi pemilihan kepala desa banyak yang meyakini bahwa isyarat calon kepala desa yang akan terpilih adalah yang mendapat wahyu/pulung berupa cahaya yang memancar dari puncak gunung Aglik dan jatuh dirumah calon kepala desa yang akan terpilih tersebut.

 

 

Sejarah Pemerintahan Desa

Sejarah berdirinya Desa Jambangan secara tepat tidak diketahui secara pasti, hanya diperkirakan sekitar abad 19 sekitar tahun 1835, di Sumbersari sudah ada pusat pemerintahan yang dipimpin Kepala Desa dan sampai saat ini tidak diketahui namanya, Kepala Desa ini yang dianggap banyak orang sebagai Kepala Desa Pertama. Kepala Desa pertama ini mengakhri masa jabatannya tak bisa disebutkan, hanya saja setelah pusat pemerintahan desa dipindah ke Jambangan, Kepala Desa yang kedua dijabat oleh MI ( nama lengkapnya tidak diketahui ), tak disebutkan pula MI mengawali dan mengakhiri jabatannya, selanjutnya kepala desa ketiga dijabat oleh SARAH.

Seperti juga kepala desa yang pertama sampai kepala desa yang ke-3, masa jabatannya tidak diketahui, baru pada masa jabatan DELOG SARIKERTO, bisa diketahui angka tahunnya, yaitu akhir jabatannya pada Tahun 1936Kepala Desa Ke-5 dijabat oleh SUMO ( 1936 – 1944 ), Kepala Desa ke-6 dijabat oleh H. NUR SLAMET ( 1945 – 1983 ), Kepala Desa ke-7 dijabat oleh BAMBANG SUSILO ADJI ( 1984 – 2000 ), serta Kepala Desa ke-8 dijabat oleh SULKAN ( 2001-2011), Kepala Desa ke-9 dijabat oleh GUPUH PRAWITO (  2012-2017 ), Kepala Desa ke-10 dijabat oleh Drs. SUGENG HARI SUSANTA M.Si (2017-2018),  Kepala Desa ke-11 dijabat oleh EKO BUDI CAHYONO ST. (2019- sekarang).